DONGENG SATIR: “Kerajaan Pasal-Pasal dan Raja Berkekuatan Super”
(Dongeng tentang KUHAP)
Jogya 19 November 2025
Oleh : Penyair tua penjaga negeri.
Pada zaman dahulu,
di sebuah negeri bernama Republik Pasal-Pasal,
hidup seorang Raja Super bernama Penyidikus Agung.
Raja ini punya kekuatan luar biasa:
dia bisa memerintah para prajurit,
mengatur para ahli,
mengendalikan pengadilan kecil-kecilan,
dan bahkan menentukan siapa yang salah sebelum pengadilan bicara.
Kekuatan Raja Penyidikus Agung ini awalnya kecil saja.
Namun suatu hari, datanglah Dewan Para Penyusun Naskah,
yang tinggal di gedung besar bernama Istana Senayan.
Para Dewan berkata:
“Wahai Raja Penyidikus,
kami sudah membaca masa depan Anda.
Anda harus diberi kekuatan lebih besar!
Bukankah negeri akan aman
bila semua kekuasaan kami berikan pada Anda?”
Raja Penyidikus tersipu malu.
Namun diam-diam, ia sangat senang.
Bab 1: Hadiah Pertama – Tongkat Penyidikan Utama
Dewan pun memberi hadiah pertama:
Tongkat Penyidikan Utama.
Tongkat ini membuat Raja Penyidikus
bisa menjadi penyidik utama untuk semua perkara.
Siapapun yang ingin menyidik
musti izin ke dia lebih dulu.
Para penyidik kecil (PPNS) pun berbisik:
“Wah, kita jadi mirip pelayan kerajaan ya?”
“Bukan mirip, kita memang pelayan sekarang…”
Tapi Dewan berkata:
“Tenang, ini demi kerapian negeri.”
Bab 2: Hadiah Kedua – Jubah Koordinasi Absolut
Lalu Dewan memberikan hadiah kedua:
Jubah Koordinasi Absolut.
Jubah ini membuat semua penyidik kecil
bukan hanya berkoordinasi dengan Raja Penyidikus,
tapi tunduk dan mengikuti semua perintahnya.
Jubahnya indah, warnanya emas,
dan mengkilap seperti kekuasaan.
Para prajurit berkata:
“Wah, jubahnya cantik ya.”
“Cantik sih… tapi kok kita jadi makin nggak bisa bergerak?”
Bab 3: Hadiah Ketiga – Cermin Pengakuan Ajaib
Dewan lalu memberikan hadiah ketiga:
Cermin Pengakuan Ajaib.
Jika tersangka bicara di depan cermin itu,
pengakuannya langsung tercatat sebagai hal yang sangat berharga,
meskipun kita tidak tahu apakah ia sedang ketakutan,
bingung, atau baru bangun tidur.
Dewan berkata:
“Ini hadiah paling penting, Raja!
Dengan cermin ini, keadilan menjadi mudah!”
Para rakyat kecil tertawa lirih.
Salah satu anak bertanya kepada ibunya:
“Bu, kok kayaknya tersangkanya bisa mengaku karena takut…?”
Ibunya menjawab pelan:
“Ssstt… ini kan dongeng, Nak.”
Bab 4: Hadiah Keempat – Kunci Seribu SP3
Dewan lalu memberikan hadiah keempat:
Kunci Seribu SP3.
Dengan kunci ini,
Raja bisa membuka pintu keluar penyidikan kapan pun ia mau:
karena keadilan,
karena denda,
karena keadaan,
atau “karena alasan lain” yang tidak dijelaskan.
Para rakyat heran:
“Loh, kok banyak sekali pintunya?”
Dewan tersenyum manis:
“Supaya cepat selesai. Kami kan ingin efisiensi.”
Bab 5: Hadiah Kelima – Kamera Rahasia
Hadiah kelima adalah Kamera Rahasia.
Dewan berkata:
“Rekam semua pemeriksaan,
tapi simpan kameranya di laci Raja saja.”
Rakyat tertawa geli.
Seorang nenek berkata:
“Itu seperti cucu saya yang bilang
‘Nenek, aku sudah belajar kok!’
tapi bukunya dikunci di lemari.”
Bab 6: Hadiah Keenam – Laboratorium Satu Atap
Dewan pun memberikan hadiah lain:
Laboratorium Satu Atap,
di mana semua bukti diperiksa di rumah Raja Penyidikus sendiri.
Penyidik kecil berkata:
“Kalau begitu, siapa yang mengawasi?”
Raja menyeringai:
“Saya sendiri, tentu saja.”
Rakyat pun tertawa lagi.
Dongeng ini memang sangat lucu.
Bab 7: Hadiah Ketujuh – Hak Melimpahkan Tanpa Peduli
Dewan juga memberikan hadiah berupa kekuatan baru:
Raja bisa tetap melimpahkan perkara
meskipun Jaksa Kerajaan berkata
berkasnya belum matang.
Ini seperti memasak kue setengah mentah,
tapi dipaksa disajikan kepada tamu istimewa.
Jaksa pun berkata:
“Ini kue masih cair!”
Raja menjawab:
“Cair-cair dikit, masih bisa dimakan.”
Bab 8: Hadiah Terakhir – Diskon Keadilan
Dewan memberikan hadiah terakhir,
paling ajaib, paling unik:
Diskon Keadilan dan Cicilan Pidana.
Jika tersangka cepat mengaku,
dia dapat diskon.
Jika perusahaan salah,
dia dapat perjanjian damai.
Rakyat kecil tercengang:
“Lho, kok hukum jadi mirip toko online?”
Dewan menjawab sambil tersenyum:
“Inovasi hukum modern.”
Akhir Dongeng
Dan begitulah,
Raja Penyidikus Agung memegang kekuatan super,
dari ujung hutan penyidikan
hingga menara tinggi laboratorium kerajaan.
Sementara itu,
Jaksa Kerajaan,
Penyidik kecil,
rakyat kecil,
dan keadilan kecil,
semua berjalan pelan,
menjaga jarak,
agar tidak mengganggu kekuasaan besar itu.
Dongeng ini berakhir dengan nasihat lembut:
“Jika semua kekuasaan diberikan kepada satu raja,
jangan salahkan rakyat bila suatu hari
keadilan ikut mengungsi.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar