"Danantara: Telur dalam Satu Keranjang siap menetas atau siap pecah ? "
2 Maret 2025 Sore hari dipinggir laut, diceritakan oleh : Soleman B. Ponto, pengarang cerita detektiv romantika.
Bab 1: Ide "Jenius" yang Malah Bikin Pusing
Di sebuah negara yang katanya penuh inovasi, hiduplah seorang menteri ekonomi super cerdas bernama Pak Dana.
Pak Dana punya ide brilian:
💡 "Daripada semua BUMN jalan sendiri-sendiri, kenapa nggak kita gabungin aja jadi satu? Hemat tempat, hemat manajemen, dan kalau ada investor asing yang mau beli saham, lebih gampang!"
Maka lahirlah Danantara, sebuah keranjang raksasa tempat semua telur BUMN dimasukkan jadi satu.
Di hari peresmian, semua orang di kementerian bersorak-sorai.
📢 "Danantara akan menyelamatkan ekonomi kita! Kini semua BUMN kita dalam satu kendali!"
Rakyat awalnya percaya, sampai muncul seorang Pak Tua Berpengalaman yang garuk-garuk kepala.
Pak Tua: "Lho, kalau semua telur kita taruh di satu keranjang, terus keranjangnya jatuh, bukannya pecah semua?"
Pak Dana: "Ah, Pak Tua jangan pesimis! Ini modernisasi!"
Pak Tua: "Lha, bukannya malah bikin ekonomi kita lebih rapuh? Kalau satu BUMN kena masalah, semua ikut hancur dong?"
Pak Dana mulai keringat dingin, tapi tetap tersenyum. "Tenang, Pak! Kita sudah pakai strategi investasi internasional, jadi tidak akan ada masalah!"
Bab 2: Tiba-Tiba Masalah Datang
Beberapa bulan kemudian…
Krisis ekonomi global melanda! Investor asing yang tadi berebut saham Danantara tiba-tiba kabur semua.
Saham Danantara anjlok kayak odol kejatuhan batu bata.
Danantara butuh uang buat bertahan, tapi nggak punya cadangan dana.
Karena Danantara adalah induk semua BUMN, dampaknya langsung terasa di seluruh negeri:
PLN: "Aduh, Danantara lagi susah, kita nggak dapat dana. Jangan kaget ya kalau listrik sering byar-pet!"
Pertamina: "Harga minyak dunia naik! Kita butuh suntikan dana! Eh, Danantara juga lagi tekor? Waduh!"
PT Kereta: "Bos, bensin mahal, kita naikin harga tiket aja ya?"
🎤 "DAMPAKNYA DIRASAKAN SELURUH RAKYAT!"
Rakyat mulai panik. Harga BBM, listrik, dan transportasi naik semua!
Bab 3: Pelanggaran Pasal 33 UUD 1945.
Pak Dana yang dulu percaya diri, sekarang duduk termenung.
Pak Dana: "Kenapa bisa begini ya? Kok Danantara malah jadi lubang hitam yang nyedot ekonomi kita?"
Pak Tua yang tadi sudah mengingatkan datang sambil tersenyum.
Pasal 33 UUD 1945 berbunyi:
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Pelanggaran yang terjadi:
· Danantara memungkinkan investor asing memiliki saham dalam BUMN strategis – akibatnya, negara tidak lagi memiliki kendali penuh atas sektor penting seperti listrik, energi, dan perbankan.
· Sektor vital yang seharusnya dikuasai negara malah menjadi instrumen investasi asing – negara tidak lagi bisa mengontrol harga layanan publik.
· Keuntungan dari BUMN lebih banyak dinikmati oleh investor asing dibanding rakyat Indonesia – padahal sesuai Pasal 33 ayat (3), kekayaan alam harus digunakan untuk kemakmuran rakyat, bukan pemegang saham asing.
Contoh Kasus: Privatisasi Indosat
Indosat dulunya merupakan BUMN telekomunikasi strategis. Namun setelah dijual ke asing, negara kehilangan kontrol atas kebijakan strategisnya. Saat krisis, pemerintah tidak bisa menggunakan Indosat sebagai alat komunikasi nasional.
Bab 4: Contoh Kasus Nyata di Dunia
1. Kasus Evergrande di China (2021)
Evergrande, perusahaan properti terbesar di China, menggabungkan banyak anak perusahaan di bawah satu holding.
Saat Evergrande gagal bayar utang, semua anak perusahaan ikut terdampak, menyebabkan krisis properti terbesar di China.
Efeknya? Ekonomi China terguncang, harga properti anjlok, dan pemerintah harus turun tangan menyelamatkan sektor perumahan.
Pelajaran: Jangan gabungkan semua aset dalam satu holding besar tanpa manajemen risiko yang jelas.
2. Krisis Lehman Brothers (2008)
Lehman Brothers, bank investasi terbesar di AS, memusatkan berbagai investasi dalam satu perusahaan.
Saat bank ini bangkrut, efeknya menjalar ke seluruh dunia, menyebabkan krisis keuangan global 2008.
Efeknya? Banyak perusahaan keuangan dan industri di berbagai negara ikut bangkrut.
Pelajaran: Jangan membuat satu institusi terlalu besar untuk gagal (too big to fail), karena jika jatuh, semua ikut terdampak.
3. Privatisasi Air di Bolivia (2000)
Pemerintah Bolivia menyerahkan pengelolaan air kepada perusahaan asing.
Harga air naik 300%, rakyat tidak mampu membeli air bersih.
Efeknya? Kerusuhan nasional terjadi, privatisasi dibatalkan, dan pemerintah Bolivia kehilangan kepercayaan dari rakyat.
Pelajaran: Jangan menyerahkan layanan publik kepada investor asing karena bisa menyebabkan kesulitan bagi rakyat.
Bab 5 : Pelajaran dari Teori Perang
Pak Dana mulai keringat dingin. Teori perang klasik sudah lama mengajarkan:
Sun Tzu bilang:
· Jangan letakkan semua pasukan di satu tempat.
· Sebar kekuatan supaya kalau ada yang kena, yang lain tetap bisa bertahan.
· Pasukan Mongol selalu menyerang dari banyak sisi supaya lawan bingung dan nggak bisa menyerang balik dalam satu pukulan.
Bank dan perusahaan dunia menyebar investasinya supaya kalau satu bisnis rugi, yang lain masih bisa bertahan.
Lalu kenapa Pak Dana malah gabungin semua BUMN jadi satu?
Kesalahan besar Danantara dalam perspektif teori perang:
· Menyatukan semua BUMN strategis dalam satu titik membuat ekonomi sangat rentan.
· Jika satu bagian terkena krisis, seluruh sistem bisa runtuh dalam satu pukulan.
· Negara kehilangan fleksibilitas dalam menghadapi ancaman ekonomi.
Bab 6 : Kesimpulan dan Pelajaran Berharga
Semoga, pemerintah sadar bahwa Danantara adalah bencana.
Kesalahan terbesar:
· Satu kegagalan bisa menghancurkan semua BUMN sekaligus.
· Kalau investor asing kabur, ekonomi nasional ikut runtuh.
· Negara kehilangan kontrol atas aset strategisnya sendiri.
Pelajaran:
· Jangan satukan semua BUMN dalam satu wadah. Kalau mau efisiensi, cukup buat koordinasi, bukan menyatukan kepemilikan.
· Jangan biarkan asing terlalu banyak menguasai saham BUMN, karena mereka bisa pergi kapan saja.
· Kaji ulang setiap kebijakan berdasarkan Pasal 33 UUD 1945, teori perang, dan pengalaman dari krisis ekonomi dunia.
Dan terakhir, kalau Pak Tua garuk-garuk kepala lagi, mungkin lebih baik kita dengarkan dulu! 😆
Sepakat Pak Ponto, mobil bisa mulus meluncur tergantung drivernya
BalasHapus