26 Maret 2025

TNI di Ranah Siber Bukan Hal Baru: Hanya Mereka yang Takut TNI Kuat yang Mempermasalahkan

TNI di Ranah Siber Bukan Hal Baru: Hanya Mereka yang Takut TNI Kuat yang Mempermasalahkan

Jakarta 26 Maret 2025 

Oleh : Laksda TNI (Purn) Soleman B Ponto, ST, SH, MH, CPM , CPARB

Polemik seputar keterlibatan TNI dalam ruang siber adalah bentuk kemunafikan publik yang tidak paham sejarah, doktrin militer, dan realitas di lapangan. Keterlibatan TNI dalam operasi siber bukan barang baru—ini hanya soal nama dan nomenklatur. Dalam praktik harian, TNI sudah sejak lama beroperasi di ruang digital dan elektromagnetik dengan istilah seperti Electronic Warfare (Perang Elektronika) di TNI AL, Signal Intelligence (SIGINT) di tubuh intelijen TNI, dan kegiatan persandian yang sejak lama menjadi jantung pengamanan komunikasi strategis negara.

Mereka yang menentang kehadiran TNI di ruang siber seolah hidup dalam kebodohan kolektif atau memang dengan sengaja ingin melemahkan pertahanan negara. Apakah mereka tidak tahu bahwa sejak dulu TNI telah memonitor spektrum elektromagnetik musuh? Apakah mereka pura-pura tidak sadar bahwa komunikasi, pergerakan, dan strategi militer modern sangat bergantung pada penguasaan ruang digital?

Persandian adalah napas harian TNI. Kode, enkripsi, pengamanan komunikasi sudah melekat dalam setiap operasi militer, jauh sebelum dunia mengenal istilah "cyber war". Sekarang, ketika TNI diberi dasar hukum dan ruang yang jelas dalam UU untuk beroperasi di ranah siber, justru ada pihak-pihak yang menggonggong dan mencoba membatasi. Siapa mereka? Tidak lain dan tidak bukan adalah mereka yang tidak ingin TNI menjadi kuat. Mereka takut ketika TNI punya kapabilitas penuh untuk mendeteksi, menyerang, dan bertahan dalam medan perang yang tak kasat mata ini.

Mereka ingin memonopoli ruang siber untuk kepentingan politik atau bahkan bisnis pribadi, lalu menyebar opini bahwa TNI akan "melanggar HAM digital" atau "tidak netral" bila masuk ruang siber. Ini tuduhan murahan yang tidak berdasar. Justru dengan keterlibatan TNI, ruang siber Indonesia akan jauh lebih aman dari sabotase, spionase, dan infiltrasi asing.

Jadi, mari kita tegas: keterlibatan TNI dalam ruang siber bukan ancaman, tapi justru bentuk kedaulatan digital.Negara lain bahkan menjadikan militer sebagai kekuatan utama di ruang siber. Mengapa Indonesia harus mundur hanya karena tekanan dari mereka yang takut kehilangan pengaruh?

Hanya mereka yang takut TNI kuat, yang menggugat kehadiran TNI di medan perang siber.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar