6 Juli 2015

Jokowi, TNI, dan Papua



Oleh: Laksda (Purn) Soleman B. Ponto, ST, MH *)

Sepertinya baru kali ini seorang presiden dua kali datang ke bumi Papua dan Papua Barat dalam tempo lima bulan. Ya, cuma Presiden Joko Widodo yang melakukannya yakni saat merayakan Natal 27-28 Desember 2014 dan pada 9-10 Mei lalu. 

Tak cuma datang dan berdialog, Presiden Jokowi juga membuat keputusan penting bagi Papua, antara lain memberikan grasi kepada lima narapidana politik, yang tersangkut kasus pembobolan gudang senjata Kodim Wamena pada 4 April 2003, dimana hukumannya berupa hukuman penjara yang lamanya mulai dari 19 tahun hingga seumur hidup. Di luar itu, masih ada sekitar 60 tahanan politik di Papua dan Maluku yang dipenjara karena menuntut kemerdekaan dari Indonesia.


Kebijakan lainnya adalah membuka akses kepada jurnalis asing untuk meliput di bumi Cendrawasih. Selain soal dugaan pelanggaran HAM, pembatasan hak orang asli, pembatasan atau pelarangan jurnalis dan pekerja kemanusiaan internasional masuk ke Papua merupakan salah satu isu yang mendapat sorotan dunia internasional.

Di luar dua kebijakan tersebut, Presiden Jokowi juga menyatakan siap mengalokasikan dana pembangunan berbagai infrastruktur di Papua senilai Rp 6 triliun. Semua itu tentu patut diapresiasi karena menunjukkan perhatian Presiden Jokowi terhadap Papua terbilang tinggi. Hal itu juga merupakan pendekatan baru terhadap Papua oleh Jakarta yang tidak lagi secara total mengutamakan pendekatan keamanan.

Selama ini yang disuarakan Papua adalah kesejahteraan, dan oleh Jokowi hendak diwujudkan antara lain lewat pembangunan berbagai proyek infrastruktur untuk membuka daerah-derah yang masih terisolasi.

Tapi terlepas dari hal itu, saya pribadi ingin memberikan sedikit catatan. Terkait kebebasan meliput di Papua bagi pers asing, saya kira hal itu memang konsekuensi logis di era globalisasi sekarang ini. Kehidupan pers yang bebas merupakan konsekuensi logis bagiIndonesia yang menganut demokrasi. Kenyataan ini harus diimbangi oleh kesiapsediaan segenap aparat, terutama yang duduk di birokrasi pemerintahan setempat maupun di Jakarta.

Siap-sedia dalam hal apa? Siap untuk bekerja tidak saja berlandaskan aturan-aturan yang hanya berlaku di Indonesia, tetapi juga yang berlaku umum didunia Internsional. Apabila hal ini tidak dilakukan, maka perbedaan cara pandang antara pers asing dan para birokrat terhadap permasalahan yang ada di Papua  pasti akan terjadi, dan pada akhirnya akan menjadikan pemerintah Indonesia bulan-bulanan pers asing diluar negeri. Apabila hal ini terjadi terus menerus, maka sudah pasti pemerintah Indonesia pada akhirnya akan menutup pintu lagi bagi pers asing.

Saat ini, perilaku pers di dalam negeri saja sudah demikian liarnya sehingga tak mudah dikontrol, apalagi dengan kalangan pers asing. Mereka pasti sulit dan tak mungkin diimbau untuk tidak menjadikan pemerintah Indonesia obyek pemberitaan negatif diluar negeri.

Demikian pula dengan TNI. Di Indonesia selama ini, operasi militer oleh TNI adalah obat mujarab untuk meredam gejolak didaerah yang tidak puas dengan kinerja pemerintah. Akan tetapi, dunia sudah berobah, operasi militer oleh pasukan militer termasuk TNI tidak lagi bisa dilakukan sesuka hati oleh pemerintah dinegara manapun didunia ini. Ada kondisi tertentu yang harus terpenuhi terlebih dahulu agar dapat mengirimkan TNI untuk melakukan operasi militer.

Kondisi di Papua, sangat beda dengan kondisi di Aceh. Apabila di Aceh, operasi militer oleh TNI dapat dibenarkan menurut hukum Internasional, tetapi sangat berbeda dengan kondisi di Papua. Operasi militer di Papua justru bertabrakan dengan hukum internasional, dan berpotensi menghsilkan pelanggaran HAM yang dapat berakibat lepasnya Papua dari Indonesia.

Terkait pembangunan infrastruktur, saya percaya tak akan ada yang menampik sebab hal itu memang amat diperlukan. Hanya saja, dalam setiap pembangunan yang bersifat fisik, ada baiknya bila tidak dilakukan terlalu cepat, yang dapat meninggalkan jauh kemampuan masyarakat Papua untuk menguasainya. Pembangunan fisik hanya akan tercapai sesuai harapan, bila pembangunan mental dan budaya masyarakat Papua juga digenjot secara maksimal.

Banyak orang bilang membangun fisik itu mudah, apalagi nilainya sampai triliunan rupiah. Banyak pihak pasti berkepentingan, entah tulus atau sekedar memburu rente. Tapi membangun mental dan budaya masyarakat itu yang sulit. Tak akan mungkin selesai dalam termin satu periode pemerintahan. Hitungannya adalah minimal satu generasi secara berkesinambungan. Agar semangat dan kesinambungan itu terjaga, mau tak mau pemerintahan Jokowi harus memiliki cetak biru atau strategi besar bagaimana membangun Papua. Sampai di titik ini sepertinya saya belum pernah mendengar.

Untuk pembangunan yang non fisik, alangkah baiknya bila memanfaatkan para pakar,para pakar ilmu-ilmu sosial di bidang antropologi, sosiologi, dan psikologi sosial, misalnya. Saya teringat dengan sosok Prof Astrid S. Susanto dan Meutia Hatta sebagai antropolog terkemuka yang beberapa puluh tahun silam banyak terlibat dalam pembangunan di Papua. Tapi saya tidak tahu apakah para ahli ilmu sosial turut dilibatkan di era otonomi khusus seperti sekarang ini?

Bila pembangunan fisik dilakukan tanpa diikuti dengan pembangunan mental dan budaya masyarakat Papua, saya yakin berbagai persoalan sosial kemudian akan mengikuti sehingga pendekatan kesejahteraan lewat pembangunan infrastruktur akan sia-sia. Yang terwujud kemudian bukan kesejahteraan tapi kecemburuan dan pertentangan antara kelompok masyarakat asli dan pendatang. Lalu masyarakat Papua akan kembali berteriak lantang menuntut pemisahaan diri atau memerdekakan diri.


*) Kabais TNI 2011-2013
Tulisan ini dimuat di Majalah Detik 

1 komentar:

  1. Terima Kasih AKI NAWE Atas semua yang AKI berikan kepada saya karena Angka Ritual
    Ghoib 4D AKI benar-benar Tembus 100%…mohon maaf KI ini pengalaman saya,waktu itu pernah saya
    meminta bantuan kepada seseorang yang mengaku pintar meramal angka toto dan saya harus bayar
    untuk mendapatkan angkanya…sampai-sampai saya hutang sana-sini tapi apa yang terjadi angka yang saya terima
    tadi gak ada yang keluar matidee saya dalam hati kecil,saya gimana saya harus bayar utang yang terlanjur
    menumpuk…hingga akhirnya saya di kasih info teman saya untuk mencoba menjadi Member AKI NAWE,Alhamdulillah hasil
    Angka Ghoib yang AKI kirim ternyata Jitu 100% dan akhirnya terbayar sudah hutang-hutang saya ini hanya sekedar
    pengalaman saya jadi untuk yang mau mencoba angka ghoib dari AKI NAWE tidak usah ragu-ragu karena saya
    sudah merasakannya hasilnya dan saya pesankan kepada seluruh teman-teman yang pencinta main togel silahkan
    hubungi AKI NAWE di 0852-1837-9259 dan kalau anda ingin menang hubungi beliau secepatnya karna tidak ada
    kesempatan datang ke dua kalinya terima kasih,Salam Bahagia dan semogah JP selaluh AMIEN.......?terbukti dalam.5 kali putarang...?

    BalasHapus