Alkisah Polisi di Kampung Konstitusi
Jakarta 28 Februari,
Renungan disenjahari oleh Soleman B. Ponto
Di sebuah desa bernama Kampung Konstitusi, hidup seorang polisi bernama Pak Budi. Dia terkenal sebagai polisi yang baik hati, tapi… kadang kebanyakan gaya!
Suatu hari, Pak RT datang tergopoh-gopoh ke kantor polisi.
"Pak Budi! Di kampung kita banyak masalah!" kata Pak RT dengan napas ngos-ngosan.
Pak Budi dengan santai menyandarkan kakinya di meja sambil menyeruput kopi. ☕
"Masalah apa, Pak RT? Ada maling? Tawuran? Atau ada kucing nyolong ikan lagi?"
Pak RT menggeleng. "Ini lebih parah, Pak! Polisi di sini sudah kebanyakan tugas! Yang ngurus SIM polisi, yang nangkap maling polisi, yang nyusun anggaran desa juga polisi! Yang ngawasin korupsi polisi, yang jagain warung bakso juga polisi!"
Pak Budi melongo. "Hah? Kok polisi jagain warung bakso? Itu kerjaan siapa? Satpam?"
Pak RT menggeleng. "Bukan. Itu tugas tukang parkir!"
Pak Budi makin bingung. "Lah, terus tukang parkir ke mana?"
Pak RT menghela napas panjang. "Tukang parkir malah sibuk jadi penyidik korupsi, Pak!"
Pak Budi mencengkeram kepalanya sendiri. "Aduh, kenapa ini jadi kacau begini?!"
Kampung yang Kelebihan Polisi
Ternyata, Kampung Konstitusi punya kebiasaan memberikan semua urusan ke polisi. Dari urusan keamanan sampai ngurus harga cabai di pasar! Bahkan Pak Lurah kalau mau minta saran soal warna cat rumahnya, nanya ke polisi dulu!
Suatu hari, ada warga yang kehilangan kambing.
Si warga lapor ke polisi, dan Pak Budi langsung membentuk tim penyidik khusus kasus kambing hilang. Dia memanggil semua polisi di desa.
"Oke, rekan-rekan! Kita harus serius! Kambing ini harus kita temukan! Kita harus pakai metode forensik, analisis DNA, dan strategi intelejen!"
Salah satu polisi muda bertanya. "Pak, kalau metode itu terlalu canggih, gimana kalau kita tanya aja ke Pak Bejo, pemilik warung kopi? Dia kan tahu semua gosip di desa ini!"
Pak Budi mengangguk. "Ide bagus! Tim investigasi, ke warung kopi sekarang!"
Mereka pun bergegas ke warung kopi untuk melakukan investigasi mendalam… sambil ngopi.
Hasil Investigasi yang Mengejutkan
Ternyata, setelah penyelidikan panjang (dan banyak gelas kopi habis), Pak Bejo mengaku bahwa kambing itu sebenarnya bukan hilang… tapi dipelihara sementara oleh tetangga si pemilik kambing yang lagi bantu kasih makan.
Pak Budi menepuk dahinya.
"Waduh, ini ternyata bukan kasus kriminal! Ini cuma kesalahpahaman! Kita udah sibuk pasang police line di kandang kambing dan analisis jejak kaki kambing di tanah!"
Semua polisi di Kampung Konstitusi tertawa terbahak-bahak. ๐คฃ
Pak RT yang sejak tadi diam, akhirnya berkata, "Nah, itu dia, Pak Polisi! Banyak tugas yang seharusnya bukan urusan polisi, tapi malah polisi yang nangani! Polisi jadi terlalu sibuk sampai lupa tugas utamanya!"
Pak Budi termenung. "Hmmm… Benar juga, ya. Kalau semua urusan diambil polisi, nanti masyarakat malah bingung. Yang ngurus desa harus tetap Pak Lurah, yang urus korupsi tetap KPK, yang urus bakso tetap tukang bakso. Polisi harus kembali ke tugasnya sesuai UUD 1945: menjaga keamanan, melindungi masyarakat, dan menegakkan hukum!"
Semua warga bertepuk tangan.
"Hore! Pak Polisi akhirnya sadar!"
Kembali ke Jalan yang Benar
Setelah kejadian itu, Pak Budi mengumpulkan semua polisi di kampung.
"Mulai sekarang, kita kembali ke jalur yang benar! Polisi hanya akan menangani tugas sesuai UUD 1945. Yang ngurus SIM tetap polisi, yang tangkap maling tetap polisi, tapi yang ngawasin harga sayur di pasar itu tugas pedagang, bukan kita!"
Semua polisi mengangguk dengan semangat.
Dan sejak hari itu, Kampung Konstitusi kembali normal. Polisi hanya mengurus keamanan dan penegakan hukum, bukan jadi tukang jagain kambing atau tukang ngurus warung bakso!
Pak Budi pun merasa lebih tenang. Sekarang dia bisa bekerja dengan baik, tanpa perlu memikirkan harga cabai atau kambing hilang lagi. ๐๐
Kesimpulan:
Terkadang, ketika sebuah lembaga diberikan terlalu banyak tugas yang bukan tugasnya, malah jadi kacau. Polisi harus tetap pada jalur yang benar sesuai dengan UUD 1945, yaitu:
✅ Menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat
✅ Melindungi dan mengayomi warga
✅ Menegakkan hukum
Jadi, jangan sampai polisi di dunia nyata seperti polisi di Kampung Konstitusi! Polisi harus tetap bekerja sesuai dengan mandat konstitusi, agar hukum tetap berjalan dengan baik dan masyarakat bisa hidup lebih aman dan nyaman.
Dan yang terpenting… biarkan urusan warung bakso tetap di tangan tukang bakso! ๐๐คฃ๐
Tidak ada komentar:
Posting Komentar