Oleh: Laksda (Purn) Soleman B.
Ponto, ST, MH *)
Sepertinya baru kali ini seorang
presiden dua kali datang ke bumi Papua dan Papua Barat dalam tempo lima bulan.
Ya, cuma Presiden Joko Widodo yang melakukannya yakni saat merayakan Natal
27-28 Desember 2014 dan pada 9-10 Mei lalu.
Tak cuma datang dan berdialog,
Presiden Jokowi juga membuat keputusan penting bagi Papua, antara lain
memberikan grasi kepada lima narapidana politik, yang tersangkut kasus
pembobolan gudang senjata Kodim Wamena pada 4 April 2003, dimana hukumannya
berupa hukuman penjara yang lamanya mulai dari 19 tahun hingga seumur hidup. Di
luar itu, masih ada sekitar 60 tahanan politik di Papua dan Maluku yang
dipenjara karena menuntut kemerdekaan dari Indonesia.
Kebijakan lainnya adalah membuka
akses kepada jurnalis asing untuk meliput di bumi Cendrawasih. Selain soal
dugaan pelanggaran HAM, pembatasan hak orang asli, pembatasan atau pelarangan
jurnalis dan pekerja kemanusiaan internasional masuk ke Papua merupakan salah
satu isu yang mendapat sorotan dunia internasional.
Di luar dua kebijakan tersebut,
Presiden Jokowi juga menyatakan siap mengalokasikan dana pembangunan berbagai
infrastruktur di Papua senilai Rp 6 triliun. Semua itu tentu patut diapresiasi
karena menunjukkan perhatian Presiden Jokowi terhadap Papua terbilang tinggi.
Hal itu juga merupakan pendekatan baru terhadap Papua oleh Jakarta yang tidak
lagi secara total mengutamakan pendekatan keamanan.
Selama ini yang disuarakan Papua
adalah kesejahteraan, dan oleh Jokowi hendak diwujudkan antara lain lewat
pembangunan berbagai proyek infrastruktur untuk membuka daerah-derah yang masih
terisolasi.
Tapi terlepas dari hal itu, saya
pribadi ingin memberikan sedikit catatan. Terkait kebebasan meliput di Papua
bagi pers asing, saya kira hal itu memang konsekuensi logis di era globalisasi sekarang
ini. Kehidupan pers yang bebas merupakan konsekuensi logis bagiIndonesia yang
menganut demokrasi. Kenyataan ini harus diimbangi oleh kesiapsediaan segenap
aparat, terutama yang duduk di birokrasi pemerintahan setempat maupun di
Jakarta.
Siap-sedia dalam hal apa? Siap untuk
bekerja tidak saja berlandaskan aturan-aturan yang hanya berlaku di Indonesia,
tetapi juga yang berlaku umum didunia Internsional. Apabila hal ini tidak
dilakukan, maka perbedaan cara pandang antara pers asing dan para birokrat terhadap
permasalahan yang ada di Papua pasti
akan terjadi, dan pada akhirnya akan menjadikan pemerintah Indonesia
bulan-bulanan pers asing diluar negeri. Apabila hal ini terjadi terus menerus,
maka sudah pasti pemerintah Indonesia pada akhirnya akan menutup pintu lagi
bagi pers asing.
Saat ini, perilaku pers di dalam
negeri saja sudah demikian liarnya sehingga tak mudah dikontrol, apalagi dengan
kalangan pers asing. Mereka pasti sulit dan tak mungkin diimbau untuk tidak menjadikan
pemerintah Indonesia obyek pemberitaan negatif diluar negeri.
Demikian pula dengan TNI. Di
Indonesia selama ini, operasi militer oleh TNI adalah obat mujarab untuk
meredam gejolak didaerah yang tidak puas dengan kinerja pemerintah. Akan
tetapi, dunia sudah berobah, operasi militer oleh pasukan militer termasuk TNI
tidak lagi bisa dilakukan sesuka hati oleh pemerintah dinegara manapun didunia
ini. Ada kondisi tertentu yang harus terpenuhi terlebih dahulu agar dapat
mengirimkan TNI untuk melakukan operasi militer.
Kondisi di Papua, sangat beda
dengan kondisi di Aceh. Apabila di Aceh, operasi militer oleh TNI dapat
dibenarkan menurut hukum Internasional, tetapi sangat berbeda dengan kondisi di
Papua. Operasi militer di Papua justru bertabrakan dengan hukum internasional,
dan berpotensi menghsilkan pelanggaran HAM yang dapat berakibat lepasnya Papua
dari Indonesia.
Terkait pembangunan
infrastruktur, saya percaya tak akan ada yang menampik sebab hal itu memang
amat diperlukan. Hanya saja, dalam setiap pembangunan yang bersifat fisik, ada
baiknya bila tidak dilakukan terlalu cepat, yang dapat meninggalkan jauh
kemampuan masyarakat Papua untuk menguasainya. Pembangunan fisik hanya akan tercapai
sesuai harapan, bila pembangunan mental dan budaya masyarakat Papua juga
digenjot secara maksimal.
Banyak orang bilang membangun
fisik itu mudah, apalagi nilainya sampai triliunan rupiah. Banyak pihak pasti
berkepentingan, entah tulus atau sekedar memburu rente. Tapi membangun mental
dan budaya masyarakat itu yang sulit. Tak akan mungkin selesai dalam termin
satu periode pemerintahan. Hitungannya adalah minimal satu generasi secara berkesinambungan.
Agar semangat dan kesinambungan itu terjaga, mau tak mau pemerintahan Jokowi
harus memiliki cetak biru atau strategi besar bagaimana membangun Papua. Sampai
di titik ini sepertinya saya belum pernah mendengar.
Untuk pembangunan yang non fisik,
alangkah baiknya bila memanfaatkan para pakar,para pakar ilmu-ilmu sosial di
bidang antropologi, sosiologi, dan psikologi sosial, misalnya. Saya teringat
dengan sosok Prof Astrid S. Susanto dan Meutia Hatta sebagai antropolog
terkemuka yang beberapa puluh tahun silam banyak terlibat dalam pembangunan di
Papua. Tapi saya tidak tahu apakah para ahli ilmu sosial turut dilibatkan di
era otonomi khusus seperti sekarang ini?
Bila pembangunan fisik dilakukan
tanpa diikuti dengan pembangunan mental dan budaya masyarakat Papua, saya yakin
berbagai persoalan sosial kemudian akan mengikuti sehingga pendekatan
kesejahteraan lewat pembangunan infrastruktur akan sia-sia. Yang terwujud
kemudian bukan kesejahteraan tapi kecemburuan dan pertentangan antara kelompok
masyarakat asli dan pendatang. Lalu masyarakat Papua akan kembali berteriak
lantang menuntut pemisahaan diri atau memerdekakan diri.
*) Kabais TNI
2011-2013
Tulisan ini dimuat di Majalah Detik
Terima Kasih AKI NAWE Atas semua yang AKI berikan kepada saya karena Angka Ritual
BalasHapusGhoib 4D AKI benar-benar Tembus 100%…mohon maaf KI ini pengalaman saya,waktu itu pernah saya
meminta bantuan kepada seseorang yang mengaku pintar meramal angka toto dan saya harus bayar
untuk mendapatkan angkanya…sampai-sampai saya hutang sana-sini tapi apa yang terjadi angka yang saya terima
tadi gak ada yang keluar matidee saya dalam hati kecil,saya gimana saya harus bayar utang yang terlanjur
menumpuk…hingga akhirnya saya di kasih info teman saya untuk mencoba menjadi Member AKI NAWE,Alhamdulillah hasil
Angka Ghoib yang AKI kirim ternyata Jitu 100% dan akhirnya terbayar sudah hutang-hutang saya ini hanya sekedar
pengalaman saya jadi untuk yang mau mencoba angka ghoib dari AKI NAWE tidak usah ragu-ragu karena saya
sudah merasakannya hasilnya dan saya pesankan kepada seluruh teman-teman yang pencinta main togel silahkan
hubungi AKI NAWE di 0852-1837-9259 dan kalau anda ingin menang hubungi beliau secepatnya karna tidak ada
kesempatan datang ke dua kalinya terima kasih,Salam Bahagia dan semogah JP selaluh AMIEN.......?terbukti dalam.5 kali putarang...?