Oleh Laksda TNI AL (Purn) Soleman B.Ponto ST, MH
Kabais TNI 2011-2013
JAKARTA, 19 Agustus 2014. Salah satu isu yang sering diangkat salah satu pasangan capres/cawapres dalam masa kampanye Pilpres ialah lepasnya pulau Sipadan dan Ligitan di masa pemerintahan Ibu Megawati Soekarnoputri. Dengan mengangkat isu ini, dimunculkan kekhawatiran ancaman keutuhan wilayah NKRI di masa mendatang.
Saat ini, dari sudut keutuhan wilayah,
ada dua wilayah yang bila tidak diurus dengan baik dapat mengikuti jejak Sipadan
dan Ligitan. Kedua wilayah itu adalah Aceh dan Papua. Sebagaimana kita ketahui,
bahwa dalam masalah Aceh, komitmen pemerintah Indonesia untuk mempertahankan
Aceh tetap dalam bingkai NKRI telah dituangkan dalam MoU Helsinki. Hanya sayangnya,
sampai saat ini, sudah sembilan tahun sejak MoU Helsinki ditandatangani, masih ada
beberapa janji Pemerintah Indonesia yang belum dilaksanakan, misalnya,
Pembentukan Pengadilan HAM di Aceh.
Menurut pendapat saya, tidak ada alasan
bagi Pemerintah Indonesia untuk tidak memenuhi isi MoU Helsinki, karena hal itu
sudah disepakati bersama. Selanjutnya dalam masalah Papua, konflik Pemerintah
Indonesia dengan kelompok pengacau keamanan yang ingin melepaskan diri dari
NKRI yang tidak jarang mengakibatkan jatuhnya korban di kedua belah pihak, juga masih akan terus terjadi.
Selama ini, pasukan TNI didatangkan ke
Papua agar dapat membantu POLRI untuk mengatasi para pengacau keamanan. Tidak disadari
bahwa hal itu justru sangat rentan terhadap terjadinya kasus pelanggaran HAM
yang dapat dijadikan alasan dunia internasional untuk bersimpati kepada kelompok
yang ingin melepaskan diri dari NKRI. Untuk itulah maka penggunaan TNI dalam meredam
situasi di Papua sangat perlu memperhatikan hukum-hukum yang berlaku, baik itu hukum
nasional maupun hukum internasional.
Sementara itu dalam politik dalam negeri, ada kemungkinan stabilitas politik akan sangat dinamis mengingat oposisi yang dimotori kandidat yang kalah dalam Pilpres akan berusaha memperlihatkan kelemahan dan inkompetensi Jokowi-JK. Sampai dimana hal ini berdampak pada keamanan dan pertahanan?
Setidaknya dalam dua tahun ke depan, situasi
politik dalam negeri akan sangat dipengaruhi oleh kesiapan mental Prabowo-Hatta
beserta simpatisannya dalam menerima kenyataan hasil pilpres. Sebagai seorang petempur
yang pernah ditempa di AMN Lembah Tidar,
semangat pantang menyerah seorang Prabowo Subianto sudah mendarah daging. Segala
macam upaya akan dilakukan untuk memenangkan suatu pertempuran atau untuk merebut
suatu kemenangan yang hilang.
Tidak itu saja, purnawirawan TNI yang
terkenal solid pun terbelah. Terbelahnya para purnawirawan ini sedikit banyak mempengaruhi
anggota TNI yang masih berdinas aktif. Itulah sebabnya apabila Prabowo Subianto
dan para simpatisannya belum dapat menerima kenyataan hasil pilpres, maka sangat
mungkin ia akan memainkan segala akses yang dimilikinya termasuk anggota TNI aktif
yang bersimpati kepadanya untuk menciptakan suasana yang dapat melemahkan pemerintahan
Jokowi-JK. Terlihat jelas, lembaga riset abal-abal digunakan untuk mempengaruhi
opini masyarakat terhadap hasil pilpres. Ujung-ujungnya, para simpatisan itu dapat
saja membuat kerusuhan-kerusuhan yang dapat menghilangkan kepercayaan masyarakat
kepada Jokowi – JK, yang pada akhirnya memaksa DPR untuk melaksanakan impeachment
seperti yang pernah terjadi saat presiden Gus Dur.
Untuk melakukan impeachment ini bukanlah
pekerjaan yang sulit, karena jumlah anggota DPR koalisi Prabowo-Hatta melebihi jumlah
anggota koalisi JKW-JK. Untuk itulah bagi kedua pasang capres, bagi pemenang pertama
hendaknya tetap rendah hati, sedangkan bagi pemenang kedua, anggaplah ini sukses yang tertunda, segera persiapkan diri lagi
untuk menghadapi pertandingan lanjutan pada lima tahun mendatang (*).
WARNING dari mantan kepala intelijen. ...jgn sampai peristiwa masa lalu lepasnya sebagian wilayah NKRI terulang kembali krn kita salah mengelola persoalan dalam negeri
BalasHapusSaya senang tulisan bapak yg tdk membuat org menjadi tambah bingung bila melihat persoalan bangsa ini
BalasHapusReferensi yg sangat bagus utk pemerintahan JKW-JK
BalasHapusPerlu dan memang perlu kajian hasil pilpres 014 dalam perspektif intelijen.mantaps.
BalasHapus