4 Juli 2025

Pentingnya Intelijen Pasar Modal: Pelajaran dari Kasus Sritex dan Relevansinya bagi Danantara

Pentingnya Intelijen Pasar Modal: Pelajaran dari Kasus Sritex dan Relevansinya bagi Danantara.

Jakarta 4 Juli 2025

Oleh : Laksda TNI (Purn) Soleman B Ponto, ST, SH, MH, CPM,CPARB *

Jakarta – Bangkrutnya PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), salah satu perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara, menjadi pelajaran penting tentang rapuhnya sistem perlindungan terhadap investor di pasar modal Indonesia. Ketika ribuan investor ritel kehilangan dananya karena harga saham SRIL anjlok pasca pailit, muncul pertanyaan besar: di mana peran negara dalam memberikan peringatan dini atas krisis itu?

Dalam konteks inilah muncul urgensi membangun intelijen pasar modal nasional: sistem yang mampu mendeteksi, memprediksi, dan memperingatkan risiko strategis di pasar modal, bukan hanya untuk kepentingan keuangan, tetapi juga demi kedaulatan ekonomi nasional.

Salah satu entitas yang relevan untuk dibahas dalam kaitan ini adalah PT Danantara Harapan Nusantara (Danantara). Danantara, sebagai perusahaan yang dirancang untuk menghimpun dan mengelola dana masyarakat melalui pasar modal—dengan pendekatan berbasis nilai dan kemandirian bangsa—harus menjadi contoh model ekonomi strategis yang tidak hanya dikendalikan oleh mekanisme pasar, tetapi juga dipayungi oleh perlindungan intelijen strategis.

Mengapa Danantara Harus Dilindungi oleh Intelijen Pasar Modal?

  1. Karena Danantara bukan sekadar perusahaan, tetapi bagian dari visi kemandirian ekonomi Indonesia.
    Bila entitas semacam Danantara dibiarkan beroperasi tanpa sistem pengawasan strategis, maka besar peluangnya disusupi oleh modal asing, proksi ekonomi luar, atau spekulan yang ingin merusak integritas gerakan ekonomi nasional.
  2. Karena pelajaran dari Sritex menunjukkan bahwa perusahaan sebesar apa pun bisa tumbang tanpa deteksi dini.
    Bila Sritex diawasi sejak munculnya indikasi utang membengkak, publik tak akan jadi korban. Maka Danantara, sebagai institusi yang menyimpan harapan kolektif rakyat Indonesia, harus dilindungi sebelum terjadinya krisis, bukan setelahnya.
  3. Karena pasar modal Indonesia adalah medan operasi aktor-aktor asing.
    Negara-negara kuat tak lagi menjajah melalui senjata, tapi melalui saham dan sistem keuangan. Mereka mengendalikan sektor-sektor vital dari dalam, lewat investasi, akuisisi, atau manipulasi harga saham. Danantara yang dirancang sebagai “benteng ekonomi rakyat” tentu menjadi sasaran bagi kekuatan asing jika tidak dilindungi secara intelijen.
  4. Karena kepercayaan publik adalah aset utama.
    Dalam dunia pasar modal, persepsi bisa lebih kuat dari realitas. Bila ada satu rumor, satu pergerakan saham yang mencurigakan, Danantara bisa digoyang dari luar. Intelijen pasar modal bertugas menjaga persepsi itu tetap kokoh dengan menyediakan informasi yang akurat, cepat, dan taktis kepada pemangku kepentingan internal.

Solusi: Sistem Intelijen Pasar Modal Nasional

Danantara dan seluruh perusahaan nasional strategis lain membutuhkan ekosistem baru berupa Pasar Modal Intelijen Nasional (PMIN), dengan ciri-ciri sebagai berikut:

  • Mengawasi pergerakan modal asing dalam saham nasional.
  • Memberikan peringatan dini terhadap perusahaan yang mulai menunjukkan gejala gagal bayar, akuisisi terselubung, atau manipulasi harga.
  • Mendeteksi skema pump and dump yang menyerang investor ritel.
  • Melindungi Danantara dari infiltrasi kepemilikan asing melalui perusahaan cangkang.
  • Menyuplai informasi strategis kepada pemangku kepentingan di dalam Danantara agar selalu berada satu langkah lebih depan.

Penutup

Danantara adalah simbol perlawanan terhadap penjajahan ekonomi modern. Tetapi simbol saja tidak cukup. Tanpa perlindungan sistemik yang berbasis intelijen strategis, Danantara bisa bernasib seperti Sritex—runtuh tanpa peringatan, dan menyisakan kerugian bagi rakyat. Oleh karena itu, sudah saatnya Indonesia membangun radar ekonominya sendiri, dan menjadikan intelijen pasar modal sebagai benteng keempat setelah diplomasi, militer, dan hukum.

*)Kabais TNI 2011-2013

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar